Sobat Cuan, siapa nih yang sering ngerasa gaji cuma numpang lewat? Baru pertengahan bulan, tapi saldo rekening udah menipis. Kalau kamu sering ngalamin ini, bisa jadi kamu terjebak dalam kebiasaan overconsumption alias kebiasaan belanja berlebihan.
Di era digital sekarang, kebiasaan belanja berlebihan jadi tantangan besar buat kita. Gimana enggak? Setiap buka media sosial, kita disuguhi iklan diskon, promo, flash sale, dan influencer yang pamer barang-barang keren. Semua itu bikin kita pengen punya barang-barang yang sebenernya nggak terlalu dibutuhin.
Yuk, kita bahas kenapa overconsumption bikin kita susah nabung dan gimana cara ngatasinnya!
Baca juga: Skala Prioritas Kebutuhan: Pengertian dan Cara Membuatnya!
Apa Itu Overconsumption?
Overconsumption adalah kebiasaan mengonsumsi atau membeli sesuatu secara berlebihan, melebihi kebutuhan sebenarnya. Contohnya, beli baju tiap minggu padahal lemari udah penuh, atau langganan aplikasi streaming yang jarang dipakai. Kebiasaan ini bisa bikin pengeluaran membengkak dan akhirnya nggak ada sisa buat ditabung.
Baca juga: Kondisi Ekonomi Belum Pasti, Investasi Emas Jadi Pilihan Anak Muda di 2025
Kenapa Sobat Cuan Rentan Terkena Overconsumption?
Ada beberapa penyebab umum yang biasa bikin kita kejebak dalam kebiasaan overconsumption. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO jadi penyakit akut bagi kita yang sering update di media sosial. Setiap hari, fyp kita dibanjiri dengan berbagai tren baru yang terlihat sangat menarik. Nggak heran, keinginan kita untuk punya barang juga nggak pernah berhenti.
Begitu ada barang baru yang viral, langsung pengen beli biar nggak dibilang kudet. Padahal, barang itu belum tentu kita butuhin.
2. Kemudahan Belanja Online
Belanja online sekarang nggak lebih dari scroll, klik, dan bayar. Ditambah lagi, fitur pay later ngasih kita ilusi “bisa beli sekarang, bayar nanti” yang bikin kita semakin sulit menahan diri dari perilaku impulsif.
Banyak dari kita akhirnya terjebak dalam utang pay later akibat kurangnya pengelolaan keuangan pribadi yang baik. Kemudahan ini, meski praktis, sering kali jadi bumerang yang memperparah overconsumption.
3. Pengaruh Media Sosial
Ngeliat orang lain pamer gaya hidup mewah di media sosial bikin kita jadi FOMO buat ikut-ikutan. Kita jadi ngerasa harus punya barang yang sama atau ngikutin gaya hidup yang sama, padahal apa yang mereka tunjukin belum tentu sesuai kenyataan.
Perasaan iri dan FOMO ini akhirnya mendorong kita buat beli barang-barang yang nggak kita butuh dan akhirnya terjebak dalam kebiasaan overconsumption.
Dampak Kebiasaan Overconsumption
Konsumsi berlebihan emang kadang nggak terasa di awal. Belanja ini-itu kelihatannya nggak masalah, apalagi kalau barangnya lagi diskon atau viral. Tapi, kalau kebiasaan ini terus berlanjut, dampaknya bisa bikin hidup kamu berantakan. Yuk, bahas lebih dalam!
Baca juga: Apa Itu Hedonisme? Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya
1. Susah Nabung
Setiap kali gajian, uang yang seharusnya dialokasikan buat nabung malah habis buat barang-barang nggak penting. Akhirnya, keinginan buat punya tabungan atau dana darurat jadi cuma angan-angan.
Padahal, tabungan itu penting banget, lho, buat jaga-jaga kalau ada kebutuhan mendesak atau buat masa depan. Kalau kebiasaan ini terus dibiarkan, kamu bakal kesulitan membangun kestabilan finansial.
2. Utang Menumpuk
Pay later, kartu kredit, atau pinjaman online mungkin terlihat kaya solusi instan buat belanja tanpa nunggu gajian. Tapi hati-hati, fitur-fitur ini bisa jadi jebakan kalau kamu nggak hati-hati.
Awalnya mungkin cuma cicilan kecil, tapi lama-lama tagihan bisa numpuk dan bikin kamu kehilangan kontrol. Apalagi kalau bunga dan denda ikut menambah beban, bisa-bisa utang jadi nggak kelar-kelar.
3. Stres Finansial
Kebiasaan konsumsi berlebihan bikin keuangan kamu nggak sehat. Bayangin deh, uang habis sebelum akhir bulan, sementara tagihan tetap jalan terus. Situasi ini nggak cuma bikin pusing, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan mental.
Kamu jadi gampang cemas, sulit tidur, bahkan merasa nggak percaya diri karena terus-menerus menghadapi masalah finansial. Jadi, penting banget buat mulai mengontrol kebiasaan belanja dan lebih bijak dalam mengelola keuangan agar terhindar dari dampak buruk kebiasaan overconsumption ini.
Data Overconsumption di Indonesia
Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) pada September 2021, sebanyak 56,6% orang di Indonesia jarang atau bahkan tidak pernah menyisihkan penghasilannya untuk menabung di awal. Selain itu, 64,9% orang juga jarang atau tidak pernah memisahkan rekening tabungan dari rekening untuk kebutuhan sehari-hari.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa kebiasaan menabung yang baik masih belum menjadi prioritas bagi banyak orang, dan salah satu penyebabnya bisa jadi adalah perilaku konsumsi berlebihan atau overconsumption.
Tips Menghindari Kebiasaan Overconsumption
Santai aja, Sobat Cuan! Overconsumption bukan akhir segalanya, kok. Kamu bisa mengatasinya dengan beberapa langkah praktis berikut ini:
Baca juga: 10 Cara Hidup Hemat Tanpa Mengorbankan Lifestyle, Wajib Coba!
1. Buat Anggaran Bulanan
Mulai dengan menyusun alokasi pengeluaran untuk kebutuhan pokok, tabungan, dan hiburan. Kalau ternyata anggaran hiburan mulai melebihi batas, jangan ragu untuk memangkasnya.
2. Prinsip 24 Jam
Setiap kali FOMO buat beli sesuatu, kasih jeda 24 jam sebelum memutuskan. Kalau setelah itu kamu masih merasa barang itu benar-benar penting, baru beli. Cara ini ampuh buat mengurangi belanja impulsif.
3. Unfollow Akun yang Bikin Boros
Unfollow akun-akun media sosial yang sering bikin kamu ingin belanja. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi godaan dari tren konsumsi yang nggak perlu.
4. Prioritaskan Tabungan
Setiap kali gajian, langsung sisihkan uang untuk tabungan sebelum menggunakannya untuk kebutuhan lain. Dengan cara ini, kamu memastikan dana darurat tetap aman.
5. Gunakan Sistem Amplop Digital
Buat pembagian uang di dompet digital sesuai kebutuhan. Misalnya, satu dompet untuk makan, satu lagi untuk transportasi. Sistem ini bikin kamu lebih terkontrol dalam membelanjakan uang.
6. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Sebelum belanja, tanyakan ke diri sendiri: “Apakah ini benar-benar aku butuhkan atau cuma keinginan sesaat?” Dengan lebih bijak membedakan kebutuhan dan keinginan, kamu bisa mengurangi pemborosan.
7. Cari Hiburan Gratis
Nggak semua hiburan harus bayar, lho! Banyak kegiatan seru yang bisa dinikmati gratis, seperti nonton film di rumah, jalan-jalan di taman, atau baca buku.
Mulai dari langkah kecil ini, Sobat Cuan bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menjauh dari kebiasaan overconsumption!
Investasi untuk Masa Depan
Setelah berhasil mengendalikan kebiasaan overconsumption, langkah selanjutnya adalah mulai menabung dan berinvestasi. Nggak perlu langsung dalam jumlah besar, yang penting adalah konsistensi. Kamu bisa memulainya dengan mencoba instrumen investasi sederhana seperti reksa dana atau yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu.
Sudah Siap Mengatasi Overconsumption?
Overconsumption memang jadi tantangan besar di era digital ini, terutama dengan segala kemudahan belanja online. Tapi, dengan kesadaran dan kedisiplinan, kamu bisa mengatasinya dan mulai membangun kebiasaan finansial yang lebih sehat.
Ingat, kebahagiaan nggak diukur dari seberapa banyak barang yang kamu miliki, tapi dari bagaimana kamu mengelola apa yang ada di tanganmu. Cheers untuk keuangan yang lebih sehat, Sobat Cuan!
Yuk, lanjut baca tulisan seputar keuangan lainnya dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti di blog cerdascuan.com sekarang juga!