Dalam dunia bisnis, mengenali jenis-jenis biaya adalah kunci untuk pengelolaan keuangan yang sukses. Dua kategori biaya yang penting untuk dipahami adalah biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun keduanya memainkan peran yang berbeda. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak perbedaan biaya tetap dan biaya variabel berikut ini!
Baca juga: 5 Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Serta Contoh Lengkapnya!
Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Perbedaan biaya tetap dan biaya variabel bisa kita temukan pada beberapa aspek seperti waktu terjadi, nominal pembayaran, hubungan dengan produksi, pencatatan akuntansi, dan juga penentuan harga produk. Untuk memahaminya lebih lanjut, kamu bisa memperhatikan tabel berikut ini:
Baca juga: Biaya Peluang: Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Rumusnya!
Pembeda | Biaya Tetap | Biaya Variabel |
---|---|---|
Waktu Terjadi | Jarang terjadi (bulan, tahun) | Sering terjadi (harian, mingguan) |
Nominal Pembayaran | Besar dan tetap | Kecil dan fleksibel |
Hubungan dengan Produksi | Tidak langsung terkait produksi | Langsung terkait produksi |
Pencatatan Akuntansi | Setiap periode tertentu | Setiap produk masuk dan keluar |
Penentuan Harga | Jarang dipertimbangkan | Menjadi pertimbangan |
Contoh Biaya Tetap dan Variabel
Setelah memahami perbedaan biaya tetap dan biaya variabel, penting juga untuk mengetahui apa saja contoh biaya tetap dan biaya variabel. Ada banyak contoh yang bisa kamu temukan, namun berikut adalah beberapa contoh biaya tetap dan biaya variabel yang harus kamu tahu:
Baca juga: Apa Itu Aset? Pengertian, Sifat, Jenis-jenis, dan Contohnya
Biaya Tetap | Biaya Variabel |
---|---|
Gaji Karyawan | Upah Tenaga Kerja Langsung |
Biaya Sewa | Biaya Bahan Baku |
Biaya Utilitas | Biaya Distribusi Produk |
Biaya Penyusutan | Komisi atau Bonus Penjualan |
Biaya Asuransi | Biaya Overhead |
Cara Menghitung Biaya Tetap
Misalkan PT. Maju Jaya mengeluarkan total biaya produksi sebesar Rp1,2 miliar pada bulan Juli 2024. Dalam periode tersebut, perusahaan memproduksi 40 ribu unit barang, dengan biaya variabel sebesar Rp15 ribu per unit.
Untuk menghitung biaya tetap, kita mulai dengan mengalikan biaya variabel per unit dengan jumlah barang yang diproduksi untuk mendapatkan total biaya variabel. Kemudian, total biaya variabel ini kita kurangi dari total biaya produksi untuk menemukan biaya tetap.
Baca juga: 10 Orang Terkaya di Indonesia 2024: Harta dan Bisnisnya!
Langkah-langkah perhitungannya adalah seperti berikut ini:
Biaya tetap = Total Biaya Produksi – (Biaya Variabel per Unit x Kuantitas Barang)
= Rp1,2 miliar – (Rp15 ribu x 40 ribu)
= Rp1,2 miliar – Rp600 juta = Rp600 juta
Jadi, biaya tetap PT. Maju Jaya pada bulan Juli 2024 adalah Rp600 juta.
Cara Menghitung Biaya Variabel
Misalkan Bu Sinta memiliki usaha katering rumahan yang mengeluarkan total biaya produksi sebesar Rp12 juta pada bulan Juni 2024. Dalam bulan tersebut, biaya tetap yang dikeluarkan adalah Rp2 juta. Bu Sinta berhasil memproduksi 2.000 porsi makanan dalam sebulan.
Untuk menghitung biaya variabel per unit, kita perlu mengurangi biaya tetap dari total biaya produksi terlebih dahulu. Selisihnya adalah total biaya variabel. Kemudian, total biaya variabel ini dibagi dengan jumlah barang yang diproduksi untuk mendapatkan biaya variabel per unit.
Berikut perhitungannya:
Biaya Variabel Per Unit = (Total Biaya Produksi – Biaya Tetap)/Kuantitas Barang
= (Rp12 juta – Rp2 juta)/2.000
= Rp10 juta/2.000 = Rp5 ribu
Baca juga: 10 Bank Terbaik di Indonesia: Cocok Untuk Bisnis dan Individu!
Sudah Paham Apa Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel?
Nah, itu dia penjelasan lengkap soal perbedaan biaya tetap dan biaya variabel termasuk contoh serta cara menghitungnya. Jadi, sekarang kamu sudah paham, kan?
Selain itu, baca juga tulisan seputar keuangan lainnya dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti di blog cerdascuan.com sekarang juga!