Utang atau hutang bisa jadi solusi ketika kamu membutuhkan dana dalam waktu cepat. Entah itu untuk keperluan pribadi ataupun bisnis, berhutang udah jadi hal yang lumrah untuk dilakukan. Nah, supaya keputusan keuangan kamu bisa lebih tepat, yuk, cari tau jenis-jenis utang dan ciri-cirinya melalui pembahasan lengkap berikut ini!

Pengertian Utang

Sebelum membahas soal jenis-jenis utang, kamu perlu tahu terlebih dahulu apa sih yang dimaksud dengan utang? Sederhananya, utang adalah pinjaman dana baik berupa tunai maupun surat berharga yang harus dikembalikan lagi kepada pemiliknya dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, ada beberapa metode pelunasan utang yaitu secara langsung dan dicicil setiap bulan.

Kalau digunakan dengan bijak, utang bisa memberikan manfaat seperti percepatan ekspansi bisnis dan pemenuhan kebutuhan darurat. Tapiiii, kalau utang yang diambil cenderung konsumtif dan berlebihan, maka tindakan ini justru bakal menambah beban finansial kamu. Oleh karena itu, utang harus tetap dijaga untuk berada di level yang sehat.

Umumnya, level hutang kamu bisa dikatakan sehat kalau jumlahnya berada di bawah 35% dari penghasilan rutin. Kalau utang kamu berada di antara 36% sampai 49% dari penghasilan, itu berarti levelnya sudah kurang sehat. Sementara kalau angkanya menyentuh 50% atau lebih, berarti utang kamu sudah tergolong tidak sehat dan berisiko mengganggu kondisi keuangan.

Jenis-jenis Utang

Secara sederhana, jenis-jenis utang terdiri dari utang produktif dan konsumtif. Kemudian, kalau dilihat dari waktu pelunasannya, utang bisa dibagi menjadi utang jangka pendek, menengah, dan juga jangka panjang. Nah, supaya kamu mengerti semua jenis utang, yuk, simak penjelasan lengkap berikut ini!

1. Utang produktif

Kalau kamu berhutang untuk menambah penghasilan, maka itu bisa disebut sebagai utang produktif. Jenis utang ini biasanya memang terkait dengan utang untuk usaha atau bisnis yang tujuannya adalah untuk diputar kembali sehingga menghasilkan keuntungan.

Baca juga:  Gaji Karyawan Mie Gacoan Terbaru 2024 [Semua Posisi]

Tapi, perlu diingat juga kalau utang jenis ini tetap tidak bisa diambil secara asal-asalan. Tanpa perhitungan yang jelas, bukannya untung, bisnis kamu justru bakal merugi karena harus bayar bunga tinggi.

Salah satu contoh utang produktif adalah ketika kamu berutang untuk membeli properti kemudian disewakan, membeli kendaraan untuk keperluan mengirim barang dagangan, atau berutang untuk membeli lebih banyak bahan baku usaha. Meski harus berhutang, dengan melakukan hal tersebut kamu bisa memperoleh manfaat besar karena produktivitas usaha meningkat sementara beban keuangan yang harus ditanggung tidak terlalu berat karena biasanya utang bisa dicicil.

2. Utang konsumtif

Sama seperti namanya, utang konsumtif adalah utang yang kamu ambil untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumsi. Utang jenis ini biasanya enggak menghasilkan keuntungan dan cenderung jadi beban keuangan.

Contoh utang konsumtif adalah ketika kamu berhutang untuk membeli kendaraan bukan usaha. Kendaraan nantinya bakal mengalami penyusutan nilai sehingga ketika dijual kembali harganya akan turun dibandingkan dengan harga beli. Bisa juga utang yang diambil untuk membeli barang-barang impian atau hobi yang enggak menghasilkan uang.

3. Utang jangka pendek

Nah, kalau jenis-jenis utang sebelumnya diukur berdasarkan sifatnya, utang jangka pendek diukur berdasarkan lama waktu pelunasannya. Sesuai dengan namanya, jenis utang ini biasanya singkat, paling lama satu tahun. Contoh utang jangka pendek adalah utang dagang, utang wesel, utang biaya, dan utang pajak. Berikut adalah masing-masing penjelasannya.

  • Utang dagang: Yaitu utang yang wajib dibayarkan kepada supplier atas transaksi pembelian bahan produksi atau jasa untuk kebutuhan perusahaan.
  • Utang wesel: Yaitu perjanjian tertulis sejumlah uang dari pembelian, pembiayaan ataupun transaksi lainnya dengan tanggal yang disepakati di masa yang akan datang.
  • Pendapatan diterima di awal (deferred revenue): Yaitu penerimaan uang dari penjualan barang yang belum dilakukan.
  • Biaya yang wajib dibayar: Yaitu biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayarkan.
  • Utang pajak: Yaitu utang yang timbul karena transaksi perusahaan yang akan terkena pajak.
Baca juga:  10 Beasiswa Selain KIP Kuliah yang Bisa Kamu Coba!

4. Utang jangka menengah

Kalau jenis utang sebelumnya punya jangka waktu pelunasan paling lama satu tahun, utang jangka menengah punya waktu pelunasan yang lebih panjang tapi juga tidak terlalu lama. Biasanya, jenis utang ini punya jangka waktu pelunasan antara 5 sampai dengan 10 tahun.

Sama seperti jenis-jenis utang sebelumnya, utang jangka menengah biasanya juga diambil untuk kebutuhan bisnis misalnya untuk melunasi utang yang jangka waktunya lebih dekat dan juga untuk melakukan pengembangan produk usaha.

5. Utang jangka panjang

Terakhir ada utang jangka panjang yang merupakan jenis utang dengan masa pelunasan paling lama. Biasanya jenis utang ini adalah pinjaman yang jumlahnya cukup besar dan jangka waktu pelunasannya bisa lebih dari 10 tahun. Umumnya, pinjaman jangka panjang dibayarkan secara bertahap atau dicicil. Berikut jenis-jenis utang yang termasuk dalam kategori utang jangka panjang.

  • Hutang obligasi: Yaitu utang yang muncul akibat surat berharga (obligasi) yang diterbitkan perusahaan untuk mengumpulkan modal dari para investor.
  • Saham: Yaitu bukti kepemilikan perusahaan. Para pemegang saham nantinya mendapatkan dividen.
  • Saham preferen: Yaitu jenis saham dengan perolehan dividen tetap.
  • Utang hipotek: Yaitu instrumen utang yang diberikan atas dasar jaminan berupa properti atau benda tidak bergerak seperti KPR (kredit pemilikan rumah).
  • Modal ventura: yaitu penyertaan modal dari perusahaan lain dalam jangka waktu tertentu.

Ciri-ciri Utang

Sebenarnya, dalam dunia akuntansi hanya dikenal dua jenis utang yaitu utang jangka pendek dan uang jangka panjang. Untuk lebih memahami perbedaan antar jenis utang ini, simak ciri-ciri utang berikut ini!

1. Ciri-ciri utang jangka pendek

Singkatnya, utang jangka pendek yaitu utang yang jangka waktu pelunasannya singkat. Ciri-ciri utang jangka pendek antara lain:

  • Jangka tempo pinjaman di bawah 1 tahun.
  • Waktu pelunasan pinjaman antara 1-3 tahun, maksimal di bawah 5 tahun.
  • Utang antar individu biasanya tidak dipatok bunga, tetapi utang melalui bunga dikenai bunga dan suku bunganya cenderung besar.
  • Pembayaran bisa dilakukan dengan cara satu kali bayar atau melalui cicilan.
  • Penyedia utang jangka pendek bisa dilakukan antar perorangan.
  • Pinjaman antar perorangan biasanya enggak membutuhkan jaminan, cuman perjanjian tertulis atau berdasarkan kepercayaan.
Baca juga:  25 SMA Terbaik di Jakarta: Nama, Lokasi, dan Peringkat Nasional!

2. Ciri-ciri utang jangka menengah

Meski jenis-jenis utang dalam akuntansi hanya jangka pendek dan jangka panjang, utang jangka menengah muncul karena perusahaan tidak selalu sepakat untuk membayar pinjaman dalam jangka panjang. Berikut beberapa ciri utang jangka menengah di antaranya:

  • Nominal pinjaman enggak terlalu besar dan enggak terlalu kecil.
  • Jangka waktu pelunasan antara 5 sampai 10 tahun.
  • Terdapat suku bunga pada pinjaman
  • Pinjaman dari lembaga keuangan bisa meminta jaminan atau tidak bergantung pada besaran pinjaman serta ketentuan yang berlaku.

3. Ciri-ciri utang jangka panjang

Utang jangka panjang biasanya dimiliki oleh perusahaan besar. Pengusaha menengah seperti UKM juga terkadang menggunakan jenis utang jangka panjang ini. Berikut ciri-ciri utang jangka panjang:

  • Memiliki suku bunga sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak
  • Pembayaran dilakukan dalam jangka waktu cukup lama dengan cara mengangsur
  • Periode pelunasan pinjaman lebih dari 10 tahun
  • Tanggal jatuh tempo kurang lebih setahun dan bahkan bisa lebih
  • Pemilik kendaraan bermotor ataupun surat-surat berharga lainnya
  • Terdapat jaminan berupa aset, seperti sertifikat dan BPKB (Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor)
  • Nominal utang biasanya sangat besar

Nah, itu dia penjelasan lengkap soal jenis-jenis utang beserta ciri-ciri dan contohnya. Kalau masih berada di level yang sehat, enggak ada salahnya kok untuk berhutang. Tapiii, kalau ternyata level utang kamu udah terlalu tinggi dan cenderung konsumtif, sebaiknya sebelum mengambil utang kamu pikir lagi, ya!